Prinsip Kerja Sensor Suhu Termokopel
Sensor suhu termokopel
merupakan salah satu perangkat penting dalam berbagai aplikasi yang memerlukan
pemantauan suhu. Artikel ini akan mengulas prinsip kerja sensor suhu termokopel
serta berbagai jenis yang tersedia, mulai dari Tipe E hingga Tipe U, yang dapat
digunakan untuk berbagai rentang suhu.
Prinsip Kerja Sensor Suhu
Termokopel
Prinsip kerja sensor suhu
termokopel sangat sederhana. Sensor ini terdiri dari dua kawat logam konduktor
berbeda jenis yang digabungkan pada salah satu ujungnya. Ketika kedua
persimpangan atau junction memiliki suhu yang sama, maka tegangan listrik yang
melalui kawat-kawat tersebut adalah nol. Namun, ketika salah satu junction
diberi suhu panas atau dihubungkan ke objek yang perlu diukur suhunya, akan
terjadi perbedaan suhu di antara kedua junction tersebut, menghasilkan tegangan
listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya. Tegangan
listrik yang dihasilkan oleh termokopel biasanya berkisar antara 1 µV hingga 70
µV per derajat Celsius.
Pengukuran ini kemudian
dikonversi sesuai dengan tabel referensi yang telah ditetapkan, sehingga
menghasilkan pembacaan suhu yang dapat dimengerti oleh manusia. Dengan prinsip
kerja yang sederhana ini, termokopel dapat mengukur suhu dalam berbagai rentang
yang luas, menjadikannya salah satu sensor suhu yang paling populer.
Jenis-Jenis Sensor Suhu
Termokopel
Sensor suhu termokopel
tersedia dalam berbagai jenis berdasarkan bahan logam konduktor yang digunakan
dan rentang suhu operasionalnya. Berikut adalah beberapa jenis termokopel yang
umum digunakan dengan spesifikasi masing-masing:
1. Termokopel Tipe E
Bahan Logam Konduktor
Positif: Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor
Negatif: Constantan
Rentang Suhu: -200˚C –
900˚C
2. Termokopel Tipe J
Bahan Logam Konduktor
Positif: Iron (Besi)
Bahan Logam Konduktor
Negatif: Constantan
Rentang Suhu: 0˚C – 750˚C
3. Termokopel Tipe K
Bahan Logam Konduktor
Positif: Nickel-Chromium
Bahan Logam Konduktor
Negatif: Nickel-Aluminium
Rentang Suhu: -200˚C –
1250˚C
4. Termokopel Tipe N
Bahan Logam Konduktor
Positif: Nicrosil
Bahan Logam Konduktor
Negatif: Nisil
Rentang Suhu: 0˚C –
1250˚C
5. Termokopel Tipe T
Bahan Logam Konduktor
Positif: Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor
Negatif: Constantan
Rentang Suhu: -200˚C –
350˚C
6. Termokopel Tipe U
(kompensasi Tipe S dan Tipe R)
Bahan Logam Konduktor
Positif: Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor
Negatif: Copper-Nickel
Rentang Suhu: 0˚C –
1450˚C
Setiap tipe termokopel
memiliki karakteristik yang unik, termasuk rentang suhu operasional,
sensitivitas, dan ketahanan terhadap lingkungan yang berbeda. Oleh karena itu,
pemilihan jenis termokopel yang tepat sangat penting tergantung pada aplikasi
pengukuran suhu yang diinginkan.
Keunggulan Termokopel
Ada beberapa alasan
mengapa termokopel sangat populer dalam aplikasi pengukuran suhu:
Respon Cepat: Termokopel
merespons perubahan suhu dengan cepat, membuatnya cocok untuk aplikasi yang
memerlukan pemantauan suhu real-time.
Rentang Suhu Luas:
Termokopel dapat mengukur suhu dalam rentang yang sangat luas, mulai dari suhu
ekstrem rendah hingga suhu yang sangat tinggi.
Tahan Goncangan/Getaran:
Termokopel tahan terhadap goncangan dan getaran, menjadikannya pilihan yang
baik untuk lingkungan yang kasar.
Kemudahan Penggunaan:
Termokopel relatif mudah digunakan dan tidak memerlukan sumber daya tambahan
seperti penguat sinyal.
Presisi: Dengan kalibrasi
yang tepat, termokopel dapat memberikan pengukuran suhu yang sangat presisi.
Dalam berbagai aplikasi,
termokopel telah terbukti menjadi sensor suhu yang handal dan efektif. Dengan
berbagai jenis yang tersedia, pemantauan suhu yang akurat dapat diakses dalam
berbagai kondisi lingkungan dan suhu. Sejak penemuan efek Seebeck oleh Thomas
Johann Seebeck pada tahun 1821, sensor suhu termokopel terus berkembang dan
memberikan manfaat besar dalam berbagai industri.***
Post a Comment for "Prinsip Kerja Sensor Suhu Termokopel"
Ada Materi Yang Kurang atau Kurang Lengkap ?, Silahkan Beri Komentar